Selasa, 21 Juni 2011

Memilih Pemutih Kulit yang Baik


Memilih Pemutih Kulit yang Baik

June 30, 2010
Salah satu tanda kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa adalah diciptakan-Nya manusia dengan keanekaragaman warna kulitnya. Yang membedakan warna kulit manusia yang satu dengan yang lain, selain faktor genetik, juga dipengaruhi faktor lain, seperti iklim dan cuaca.
Kulit yang putih dan bersih menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi orang-orang yang kurang percaya diri dengan warna kulit mereka. Orang-orang ini pun melakukan beberapa upaya untuk membuat kulitnya menjadi putih bersih dan menarik.
Istilah skin whiteningskin lightening, dan skin bleaching mencakup berbagai metode kosmetika yang digunakan sebagai usaha untuk memutihkan atau mencerahkan kulit.
Pencerahan atau pemutihan kulit merupakan bahasan yang kontroversial karena terkait erat dengan efek yang merusak pada kesehatan, identitas, citra diri, supremasi rasial dan mentalitas colonial (Malangu, 2004). Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa beberapa jenis produk pemutih kulit menggunakan bahan aktif (seperti merkuri klorida) yang berbahaya. Namun demikian, juga terdapat formula pemutih kulit yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya bagi kulit dan aman untuk digunakan (Allen, 2003).
Saat ini, produk pemutih kulit tersedia dalam bentuk krim, pil, sabun, atau lotion. Mekanisme pemutihan permanen biasanya oleh pemecahan melanin oleh enzim, sebagaimana kerja reduktor seperti hydroquinone.
Hydroquinone adalah inhibitor yang kuat terhadap produksi melanin, yang berarti mencegah kulit untuk membuat senyawa yang bertanggung jawab terhadap warna kulit (Yoshimura et al., 2001). Hydroquinone tidak memutihkan kulit tapi mencerahkan, dan hanya dapat mengganggu sintesis dan produksi hiperpigmentasi melanin. Hidrokuinon telah dilarang di beberapa negara (misalnya Perancis) karena kekhawatiran terhadap risiko kanker.
Kebanyakan krim pemutih juga mengandung suatu blok UV untuk mencegah kerusakan akibat sinar matahari pada kulit (Nakano, 2009). Perkembangan produk pemutih kulit semakin bertambah banyak seiring berkembangnya zaman.
Bahaya produk pemutih kulit yang ditemukan di pasaran
Krim pemutih kulit yang ditemukan di pasaran kebanyakan berisikan senyawa turunan merkuri, hidroquinon dan steroid topikal. Tabel di bawah menunjukkan beberapa efek yang merugikan akibat penggunaan produk pemutih kulit yang mengandung senyawa-senyawa tersebut.
Tabel 1. Efek membahayakan senyawa-senyawa pemutih kulit
Turunan merkuriSeperti masalah neurotoksik ataksia, ucapan dan gangguan pendengaran; masalah mental seperti mudah tersinggung, fearfulness, dan depresi; masalah ginjal seperti merkuri-induced nephropathy; dan immunotoksisitas
Sediaan hidrokuinonOchronosis, sebuah perubahan warna biru-hitam yang disebabkan oleh endapan pigmen berwarna oker. Hyperchromia, kehadiran sel darah merah dengan peningkatan secara abnormal jumlah sel hemoglobin. Hypochromia, suatu kandungan sel hemoglobin yang rendah secara abnormal. Neuropathy, penyakit sistem saraf.
Produk topical steroidKontak eksim, infeksi bakteri dan jamur,Cushing’s syndrome, jerawat, atrofi kulit dan gangguan pigmentasi.
Tergantung pada produk-produk yang digunakan, jangka waktu, dan cara penggunaan, pemutih kulit menghasilkan beberapa efek yang berbahaya seperti yang ditunjukkan di atas. Beberapa efek ini tidak muncul dengan cepat, dan beberapa dikenal meniru pola penyakit. Telah dilaporkan bahwa sampai 69% dari mereka yang memutihkan kulit menderita setidaknya satu komplikasi (Malangu, 2004).
Pemutih kulit yang menggunakan bahan baku dari alam
Menyadari bahaya yang diakibatkan oleh senyawa-senyawa kimia untuk pemutih kulit sebagaimana yang tertulis dalam tabel di atas, maka sekarang juga dikembangkan produk pemutih kulit yang menggunakan bahan baku dari alam. Hipotesis yang digunakan adalah bahan alam relative memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit dibandingkan senyawa kimia sintetis. Bahan alam yang banyak digunakan sebagai pemutih kulit antara lain: buah bengkoang, jeruk nipis, madu, minyak almond, oatmeal, jus tomat, susu, daun mint, dan lain-lain.
Bahan alam-bahan alam tersebut sebagai pemutih kulit dapat digunakan secara tunggal atau kombinasi. Namun demikian, penggunaan bahan alam sebagai pemutih ini masih terbatas, karena produknya yang dibuat secara fabrikasi masih sedikit sehingga kebanyakan masih digunakan secara tradisional/konvensional yang cenderung kurang praktis.
Kesimpulan
Oleh karena itu, dalam memilih pemutih kulit yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut: peringkat konsumen, keamanan produk, kualitas bahan, reputasi perusahaan, reorder rates, dan pelayanan pelanggan.
Referensi:
Ntambwe, Malangu, 2004, Why is skin lightening practiced?, Science in Africa magazine, National School of Public Health at the Medical University of South Africa.
Counter, S. Allen, 2003, Whitening skin can be deadlyBoston Globe, 16 Dec 2003.
Glenn, Evelyn Nakano, 2009, Shades of Difference: Why Skin Color Matters. Stanford University Press., pp. 177–188.
Yoshimura K., Tsukamoto K., Okazaki M., Virador V.M., Lei T.-C., Suzuki Y., Uchida G., Kitano Y., Harii K., 2001, Effects of all-trans retinoic acid on melanogenesis in pigmented skin equivalents and monolayer culture of melanocytes, Journal of Dermatological Science, Volume 27, Supplement 1, August, pp. 68-75(8).


Sumber Terkait :http://dhadhang.wordpress.com/category/kabar-kesehatan-di-sekitar-kita/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | free samples without surveys